Hari raya Pagerwesi jatuh pada hari Budha Kliwon Wuku Sinta. Dalam kalender hari suci di Bali, hari ini adalah hari kelima dari serangkaian hari raya penting, yaitu:
Hari 1 | Hari raya Saraswati | Sabtu | Saniscara Umanis Watugunung |
Hari 2 | Hari raya Banyu Pinaruh | Minggu | Redite Paing Sinta |
Hari 3 | Hari raya Soma Ribek | Senin | Soma Pon Sinta |
Hari 4 | Hari raya Sabuh Mas | Selasa | Anggara Wage Sinta |
Hari 5 | Hari raya Pagerwesi | Rabu | Buda Keliwon Sinta |
Hari ini adalah payogan Hyang Pramesti Guru, disertai para Dewa dan Pitara, demi kesejahteraan dunia dengan segala isinya dan demi sentosanya kehidupan semua makhluk.
Pada saat itu umat hendaklah ayoga semadhi, yakni menenangkan hati serta menunjukkan sembah bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi. Juga pada hari ini diadakan widhi widhana seperlunya, dihaturkan dihadapan Sanggar Kemimitan disertai sekedar korban untuk Sang Panca Maha Butha.
Pada hari ini kita menyembah dan sujud kehadapan Ida Sang Hyang Widhi, Hyang Pramesti Guru beserta Panca Dewata yang sedang melakukan yoga. Menurut pengider-ideran Panca Dewata itu ialah:
- Sanghyang Içwara berkedudukan di Timur
- Sanghyang Brahma berkedudukan di Selatan
- Sanghyang Mahadewa berkedudukan di Barat
- Sanghyang Wisnu berkedudukan di Utara
- Sanghyang Çiwa berkedudukan di tengah
Ekam Sat Tuhan itu tunggal. Dari Panca Dewata itu kita dapatkan pengertian, betapa Hyang Widhi dengan 5 manifestasiNya dilambangkan menyelubungi dan meresap ke seluruh ciptaanNya (wyapi-wiapaka dan nirwikara). Juga dengan geraknya itulah Hyang Widhi memberikan hidup dan kehidupan kepada kita. Hakekatnya hidup yang ada pada kita masing-masing adalah bagian daripada dayaNya. Pada hari raya Pagerwesi kita sujud kepadaNya, merenung dan memohon agar hidup kita ini direstuiNya dengan kesentosaan, kemajuan dan lain-lainnya.
Widhi-widhananya ialah: suci, peras penyeneng sesayut panca-lingga, penek rerayunan dengan raka-raka, wangi-wangian, kembang, asep dupa arum, dihaturkan di Sanggah Kemulan (Kemimitan). Yang di bawah dipujakan kepada Sang Panca Maha Bhuta ialah Segehan Agung manca warna (menurut urip) dengan tetabuhan arak berem. Hendaknya Sang Panca Maha Bhuta bergirang dan suka membantu kita, memberi petunjuk jalan menuju keselamatan, sehingga mencapai Bhukti mwang Mukti.
Dari berbagai sumber