Pura Kahyangan Tiga – oleh Prof. Drs. I Gusti Gde Ardana

Sambutan PHDI Pusat

Om Swastyastu,

Buku yang berjudul Kahyangan Tiga ini adalah salah satu buku bacaan yang baik dibaca oleh umat Hindu di Indonesia pada umumnya dan di Bali pada khususnya. Buku ini baik sekali untuk menambah dan memperluas pemahaman umat Hindu akan arti dan makna Kahyangan Tiga untuk meningkatkan mutu rohani umat.

Kahyangan Tiga di samping berfungsi sebagai tempat memuja manifestasi Ida Sang Hyang Widi sebagai Dewa Brahma, Dewa Wisnu dan Dewa Siwa jugs berfungsi sebagai pemersatu umat Hindu di tingkat Desa Pakraman.
Kami dari Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat menyambut baik terbitnya buku ini sebagai bahan bacaan umat Hindu untuk mengisi pembangunan di bidang mental spiritual.

Om Santi, Santi, Santi, Om.
Denpasar, Februari 1989.
Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat

Ketua I


 

Sambutan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Bali

Om Swastyastu,

Kami angayubagia atas diterbitkannya buku Kahyangan Tiga ini, sebab selama ini belum satu buku pun yang menguraikan secara khusus tempat pemujaan ( buku Kahyangan Tiga ) tersebut.

Sebagai telah dimaklumi bahwa pemujaan melalui Kahyangan Tiga ini ditujukan kepada Sang Hyang Tri Murti ( Brahma, Wisnu, Siwa) yang tidak lain adalah Sang Hyang Widi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa.

Di dalam kitab suci Weda pemujaan kepada Dewa-dewa Tri Murti tidak demikian menonjol. Dewa-dewa yang dominan dipuja dalam Weda adalah: Agni, Indra, Bayu dan Surya. Pada jaman Purana, dewa-dewa di atas diambil alih melalui pemujaan dewa-dewa Tri Murti. Dewa Agni digantikan oleh Dewa Brahma. Dewa Indra dan Bayu digantikan dengan pemujaan kepada dewa Wisnu, sedang Dewa Surya digantikan dengan pemujaan kepada Dewa Siwa. Pemujaan kepada dewa-dewa Tri Murti ini yang bermula pada jaman Purana kita warisi sampai kini. Memang dalam agama Hindu Tuhan Yang Maha Esa disebut dengan ribuan nama (Brahma Sahasranama). Penamaan yang banyak ini bahkan dalam bahasa lokal penganut agama Hindu, Tuhan Yang Maha Esa itu disebut dalam bahasa tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan Yang Maha Esa mudah dihayati oleh pemeluknya, dan Tuhan sangat dirasakan dekat dengan penyembahnya.
Pemujaan kepada Sang Hyang Tri Murti melalui Kahyangan Tiga ini merupakan landasan desa Sukrtagama yakni desa sejahtera bernafaskan ajaran agama yang lebih populer dengan nama desa Adat di Bali. Desa Adat di Bali dengan Trihita Karana mewujudkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat melalui hubungan yang harmonis antara manusia dengan Sang Hyang Widi, manusia dengan sesamanya dan manusia dengan alam ciptaan-Nya.

Semoga dengan penerbitan buku ini cita-cita masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dapat segera diwujudkan.

Om, Santi, Santi, Santi, Om.
Denpasar, Februari 1989.
Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Bali
Kepala


 

Sambutan Gubernur Bali

Om Swastyastu,

Pertama-tama marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan sukur ke hadapan Ida Hyang Widi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan-Nya telah berhasil disusun buku agama berjudul Pura Kahyangan Tiga.

Dengan materi yang disajikan dalam buku mengenai Kahyangan Tiga diharapkan akan dapat memberikan pengertian, sejarah dan fungsi dari Pura Kahyangan Tiga sebagai manifestasi pemujaan kepada Ida Hyang Widi Wasa.

Kita menyadari bahwa pembinaan di bidang agama sangat perlu diberikan sedini mungkin dan dihayati di dalam kita melaksanakan pembinaan bidang mental rohani.

Sehingga sebagai umat beragama kita mempunyai pedoman/dasar berpijak di dalam melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Karena dengan dasar berpijak yang kokoh dalam melaksanakan ajaran agama kita akan bisa menjadi manusia yang takwa kepada kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Demikian lah sambutan singkat saya dalam penerbitan buku Pura Kahyangan Tiga ini, semoga Ida Hyang Widi Wasa senantiasa memberikan bimbingan kepada kita sekalian di dalam kita melanjutkan tugas-tugas pembangunan.

Om Santi, Santi, Santi, Om.
Denpasar, Februari 1989.
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali


 

Kata Pengantar

Om Swastyastu

Kami merasa sangat berbahagia dapat mempersembahkan kitab Pura Kahyangan Tiga kepada masyarakat khususnya umat Hindu, semoga dapat merupakan bahan bacaan bagi mereka yang ingin mengetahui masalah seluk-beluk Kahyangan Tiga (Pura Desa, Puseh dan Dalem).

Pura ini mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan keagamaan masyarakat Bali karena merupakan salah satu unsur dari Trihita Karana yaitu unsur parhyangan.

Buku yang sederhana ini diharapkan dapat mencegah adanya kesimpangsiuran informasi mengenai Kahyangan Tiga dan dapat membantu mereka yang ingin mendalami masalah Pura secara umum. Berhasilnya usaha ini berkat bantuan dan Pemerintah Daerah Tingkat I Bali yang menyediakan dana untuk penelitian dan penerbitan.

Kami menyadari bahwa buku ini belum sempurna sekali, masih perlu dilengkapi materi yang ada di dalamnya berdasarkan penelitian yang lebih mendalam. Harapan kami terbitan ini ada manfaatnya.

Om Shanti Shanti Shanti Om.
Denpasar, 1 Februari 1989

Penyusun.
I Gusti Gde Ardana

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *