Purana Pura Luhur Pucak Gegelang

10. Pujawali di Pura Luhur Pucak Gegelang

Pujawali atau piodalan di Pura Luhur Pucak Gegelang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali yaitu pada hari Buddha Kliwon Ugu, dengan prosesi upacara sesuai dengan adat kebiasaan dan dalam rangkaian upacara ini Ida Bhatara nyejer selama tiga hari dan karena pujawali di Pura ini menggunakan sistem pawukon adakalanya jatuh pada musim penghujan atau jatuh pada musim kemarau.


 

11. Pengempon Pura Luhur Pucak Gegelang

Sebagaimana lazimnya Pura-pura yang ada di Bali, lebih-lebih yang berstatus sebagai Kahyangan Jagat, terdapat adanya krama pengempon atau krama pangemong dan adakalanya pada suatu daerah disebut “KRAMA PEMAKSAN”, yang merupakan kumpulan warga masyarakat yang bertanggung jawab secara langsung dalam kaitannya dengan keberadaan Pura, serta krama pengempon berkewajiban melaksanakan swadharmanya pangupahayu dari Pura yang menjadi tanggung jawabnya.

Pura Luhur Pucak Gegelang diempon oleh 4 Desa adat yaitu:

  • Desa Adat Nungnung
  • Desa Adat Sandakan
  • Desa Adat Kiadan
  • Desa Adat Bukian

Di samping krama pengempon yang bertanggung jawab secara penuh di Pura Luhur Pucak Gegelang, terdapat juga krama penyiwi yang tersebar di pulau Bali yang setiap pujawali datang pedek tangkil ngaturang pangubhaktinya ke hadapan Ida Bhatara yang berstana di Pura Luhur Pucak Gegelang.

Antara pengempon pura dengan panyiwi haruslah menyatukan persepsi demi kelestarian Pura, di mana krama pengempon bertanggung jawab atas upacara ritual, memperbaiki wujud fisik bangunan jika mengalami kerusakan, namun bagi umat sedharma atau para penyiwi marilah kita ikut menjaga kelestarian Pura Luhur Pucak Gegelang dan salah satu cara yang terbaik adalah dengan menghaturkan “DHANA PUNIA”, seperti yang tersurat dalam lontar “SARACAMUSCAYA”, sebagai berikut:

Lawan waneh yadyapi hana, tar hana kuneng nikang pahala, wehakna to pwa yata sambhawa, sakaya-kaya, ikang yogya wehakna, mangkana wastu yagya pujakna, pujakna juga, nyata maphala pwang dhana, nguninguni tikang gaweyan

Artinya:

Tambahan pula, baik berpahala maupun tidak berpahala, berikanlah sedekah sebagaimana patutnya dan sekuat kemampuan yang ada, hendaknya dijadikan persembahan kebhaktian, niscaya berpahala pemberian (dhana punia itu), itulah yang terutama sekali harus diperbuat.

Seperti tersebut di atas ajaran dhana punia dijumpai dalam berbagai pustaka suci, terutama bagian Smertinya, bahkan dalam upanisad (Chandogya Upanisad) telah tercantum pengamalan ajaran tersebut, namun secara tradisional dilaksanakan oleh umat melalui kegiatan rituil keagamaan. Sesungguhnya umat telah melaksanakan dhana punia tetapi bersifat tradisional dan lokal seperti : Sarin Canang, sarin tahun. Dhana punia berasal dari dua kata yaitu dhana artinya pemberian dan punia artinya selamat, baik, bahagia, indah dan suci. jadi dengan demikian berdhana punia itu adalah suatu pemberian/haturan yang baik dan suci kehadapan Tuhan Yang Maha Esa dan salah satu bentuk dhana punia dalam Plutuk Sanghyang Kamahayanika dijelaskan yaitu dhana punia berupa harta benda, dan bila seseorang ikhlas mengorbankan sesuatu, sekecil apapun itu bentuk atau nilainya akan mendapat pahala yang tidak ternilai dari Ida Sanghyang Widhi Wasa, lebih-lebih itu dhana punia untuk kepentingan tempat suci sebagai stana beliau Ida Sanghyang Widhi Wasa.


 

12. Kesimpulan

Dari uraian dalam buku ini dapat kami tarik suatu kesimpulan sebagai berikut:

  1. Pura Luhur Pucak Gegelang yang terletak di Desa Adat Nungnung Kec. Petang, Kab. Badung, merupakan Pura umum tempat pemujaan seluruh umat Hindu.
  2. Pura Luhur Pucak Gegelang merupakan tempat memuja kebesaran Tuhan Yang Maha Esa dalam prabhawanya sebagai Bhatara Wishnu dan Bhatara Brahma.
  3. Menilik point 2 di atas, Pura Luhur Pucak Gegelang yang berlokasi di Desa Adat Nungnung merupakan salah satu Pura Kahyangan Jagat di Bali.

 

13. Penutup

Atas asung kertha wara nugraha Ida Sanghyang Widhi Wasa, khususnya Ida Bhatara yang berstana di Pura Luhur Pucak Gegelang, penyusunan buku ini dapat kami rampungkan, namun kami sangat menyadari penyusunan buku ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kepada para pembaca dan umat se-dharma kiranya dapat memberikan masukan, lebih-lebih menemukan atau memiliki naskah tentang Purana Pura Luhur Pucak Gegelang sudikiranya menyampaikan kepada prajuru Pura, demi penyempurnaan penyusunan Purana ini di kemudian hari, sehingga tugas yang luhur dan suci ini semakin sempurna.

Penyusun,

K. SUDARSANA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *