2016

Upacara Yadnya Panca Wali Krama

Pengertian: Panca Wali Krama adalah upacara buta yadnya dengan tujuan untuk pemahayu jagat. Jenis Panca Wali Krama Panca Wali Krama sesuai dengan saat dan tempat dilakukan ada 2 (dua) jenis, yaitu : Panca Wali Krama padgati kala (sewaktu- waktu), yaitu upacara Bhuta Yadnya sewaktu- waktu demi penyucian akibat durmengala agung Kahyangan/ Jagat. Panca Wali Krama berjangka, yakni upacara bhuta Yadnya setiap sepuluh tahun di Besakih, diselenggarakan untuk pergantian tenggek. Penyelenggara

Tata Cara Masuk ke Pura

Memperhatikan akan arti dan kesucian serta fungsi pura sebagai tempat ibadah umat Hindu, maka berkenaan dengan tata cara masuk pura, seminar mengambil kesimpulan dan keputusan sebagai berikut: Larangan masuk pura bagi: Wanita dalam keadaan datang bulan, habis melahirkan dan habis gugur kandungan. Dalam keadaan sedang tertimpa halangan kematian (sebel) Tidak mentaati tata krama masuk pura. Menderita noda- noda lain yang karena sifatnya dapat dianggap menodai kesucian pura. Menodai kesucian pura

Benda-benda suci menurut pandangan Hindu Dharma

Yang dimaksud dengan benda- benda suci dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu I s/d XV ini ialah : benda- benda yang memang disucikan dengan suatu upacara “penyucian” tertentu, yang fungsi dan penggunaannya semata- mata untuk tujuan suci dan ditempatkan pada tempat- tempat yang dipandang suci. Jenis-jenisnya meliputi: Pralingga, Arca, Pratima dan yang semacamnya. Pengamanannya : Pengamanan benda- benda suci merupakan bagian dan kebijaksanaan pengamanan kebudayaan nasional pada umumnya dan

Busana Adat Bali

Payas Agung (pria-wanita tengah) dan payas jangkep wanita (kiri-kanan) Pengertian: Yang dimaksud dengan busana daerah/ adat Bali ialah busana yang mempunyai keterikatan dengan: Daerah Bali sebagai wilayah. Pelaksanaan adat Bali. Komposisi dan jenis: Busana daerah/ adat yang dimaksud mempunyai komposisi dan jenis sebagai di bawah ini: A. Busana (payas) Gede / Agung   B.Busana Jangkep/Lengkap  C. Busana Madya/sedang   D. Busana Alit     Susunan penggunaan busana daerah / adat

Tabuh Rah

(Ayam dipersiapkan oleh pemangku untk pelaksanaan tabuh rah) Pengertian: Tabuh rah adalah taburan darah binatang korban yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara agama (yadnya). Sumber Penggunaan Tabuh Rah terdapat pada Panca Yadnya. Dasar- dasar penggunaan tabuh rah tercantum di dalam : Prasasti Bali Kuna (Tambra prasasti). 1. Prasasti Sukawana A l 804 Çaka. 2. Prasasti Batur Abang A 933 Çaka. 3. Prasasti Batuan 944 Çaka. Lontar- lontar antara lain : 1. Siwatattwapurana. 2.

Arsitektur Bali menurut tattwa agama Hindu

Arsitektur Bali Tentang arsitektur Bali menurut tattwa agama Hindu. Pengertian bangunan secara umum. Ialah segala hasil perwujudan manusia dalam bentuk bangunan, yang mengandung keutuhan/ kesatuan dengan agama (ritual) dan kehidupan budaya masyarakat. Yang tercakup dalam bangunan yaitu : Kemampuan merancang, dan membangun. Mewujudkan seni bangunannya menurut bermacam- macam prinsip seperti : bentuk, konstruksi. bahan, fungsi dan keindahan Bangunan Bali yaitu setiap bangunan yang dibuat berdasarkan tattwa (falsafah) agama Hindu Filosofis

Pendidikan Agama Hindu

Pendidikan agama Hindu dapat kita bedakan atas 2 bagian besar yaitu : Pendidikan agama Hindu di luar sekolah yang terdiri dari : 1. Pengertian pendidikan agama Hindu. 2. Guna dan tujuan pendidikan agama Hindu. 3. Materi dan sarana pendidikan agama Hindu. 4. Pelaksanaan pendidikan agama Hindu. Pendidikan agama Hindu di sekolah, yang terdiri dari : 1. Pengertian pendidikan agama Hindu. 2. Guna dan tujuan pendidikan agama Hindu. 3. Didaktik dan

Piodalan

Tentang piodalan tingkat nista, madya dan utama, untuk pemerajan dan kahyangan tiga. Latar belakang yang mendorong adanya upacara piodalan adalah bersumber kepada ajaran Catur Marga (empat jalan untuk mencapai kesempurnaan hidup lahir dan batin) yaitu: Bhakti Marga. Jnana Marga. Karma Marga. Raja Yoga Marga. Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya lewat sarana pemerajan, pura, kahyangan, dengan nglinggayang atau ngerekayang (ngadegang) dalam hari-

Pengertian Pelinggih

Pura Desa: Pura Desa atau Pura Baleagung adalah tempat pemujaan Tuhan dalam prabawanya sebagai Brahma sang pencipta (Utpati). Letaknya : Pada tempat yang dipandang suci oleh krama desa yang bersangkutan, sebaiknya di tengah- tengah desa. Jajaran pelinggih : (lihat pada denah). Padmasana: Lingga Stana Ida Sang Hyang Widi Pelinggih Ratu Ketut Petung Gedong Bata: Lingga Stana Dewa Brahma Tepas Mecaling: Lingga Stana Sedahan Penglurah Gedong/ Bebaturan (hulun Bale Agung): Lingga Stana Betari Sedana (Melanting)

Alat- alat Upacara

Beberapa alat upacara yang dipergunakan/dibuat oleh umat hindu di bali antara lain : Penjor Penjor adalah simbul Gunung Agung. Segala pala bungkah- pala gantung dan sajen pada sanggah penjor, melambangkan persembahan terhadap Bhatara di Gunung Agung (Bhatara Giri Putri). Seperti kita ketahui, Gunung adalah sumber dari kesuburan dan akhirnya ke kemakmuran. Hanya penjor yang menggunakan unsur lengkap (sanggah, padi, pala bungkah dan sebagainya) dapat dipergunakan dalam upacara keagamaan menurut fungsinya.