2016

Ajaran Ketuhanan dalam lontar-lontar di Bali

A. Bhatara Siwa sumber segala. Dalam lontar Bhuwanakosa dikatakan bahwa semua yang ada ini muncul dari Bhatara Siwa dan akan kembali kepada-Nya juga. Dengan demikian maka Bhatara Siwa adalah sumber segala yang ada, sama halnya dengan Brahman dalam Upanisad. (Bhuwanakosa III, 82) :   Lebih jauh Bhuwanakosa menyatakan sebagai berikut : (Bhuwanakosa III, 81) :   (Bhuwanakosa III, 71) :   (Bhuwanakosa III, 78) :   B. Bhatara Siwa bersifat immanent

Lontar- lontar Tattwa

1 Bhuwana Kosa Lontar ini tergolong lontar yang tua umurnya. Hal ini tampak dari adanya teks Sansekertanya yang jumlahnya banyak, bahkan lebih banyak dari uraiannya dalam bahasa Jawa Kuna dan keadaan teksnya cukup baik. Isinya terdiri dari 11 patalah (Bab) yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Bagian pertama yang berisi uraian Bhatara Siwa kepada Srimuni Bhargawa yang lebih banyak menguraikan tentang “Brahma rahasya” yaitu rahasia pengetahuan Brahma. 2. Bagian

Lontar, Kesusastraan Bali yang hampir punah

Jenis Jenis Lontar Pokok-pokok ajaran Ketuhanan yang termuat dalam pustaka suci Veda dan Upanisad seperti yang diuraikan di atas ditulis kembali ke dalam lontar-lontar di Bali dengan menggunakan aksara Bali. bahasa Sansekerta-kepulauan, bahasa Jawa Kuna maupun bahasa Bali. Lontar-lontar tersebut tersimpan dan terpelihara di Bali dalam jumlah yang cukup banyak, tersebar di berbagai tempat. Tempat-tempat tersebut seperti misalnya di: Gedong Kirtya Singaraja. Perpustakaan Universitas Udayana Denpasar, Perpustakaan Universitas Hindu Dharma

Beberapa kutipan Upanisad

1. BRAHMAN, YANG TUNGGAL DAN SUMBER SEGALANYA. (Chandogya Upanisad II.6.1) :  Mengenai hal itu ada juga sloka berikut : 2. BERBAGAI DEWATA DAN SATU BRAHMAN (Brhadaranyaka Upanisad III.9.1-9).   3. BHRGU MENYELIDIKI BRAHMAN. (Taittiriya Upanisad III.1.1).   4. ATMAN ADALAH IMMANENT DAN TRANSENDEN (Katha Upanisad II.2.9-15).   Buka Semua | Tutup Semua Kredit : ilustrasi diambil dari http://www.rnarayanaswami.net/

Upanisad

Sekilas tentang Upanisad Setelah Veda maka terdapat kitab-kitab Brahmana dan kitab-kitab Upanisad sebagai kitab-kitab suci agama Hindu. Kitab-kitab Brahmana dan kitab-kitab Upanisad merupakan bagian-bagian kitab suci Veda. Masing-masing Veda mempunyai kitab-kitab Brahmana dan Upanisad sendiri-sendiri. Salah satu kitab Brahmana yang terkenal ialah Satapatha Brahmana yang masuk bagian kitab Yajur Veda. Kitab ini diperkirakan orang mulai ada sekitar 1000 tahun sebelum Masehi dan merupakan buku pedoman untuk mengadakan upacara. Pada dasarnya

Ajaran KeTuhanan Dalam Upanisad

Benih ajaran Upanisad adalah ajaran Veda Dalam Nasadiya Sukta yaitu salah satu bagian Veda yang terkenal dikatakan yang ada hanya Tuhan dan di luar Dia tidak ada apa-apa lagi. Kutipan: Rsi Paramesti : dewata Bhavasrattam; matrik Tristubh X. I I. 129. Mantram 1: Mantram 2: Mantram 3: Mantram 4: Mantram 5: Mantram 6: Mantram 7: Tad ekam yaitu Yang Esa sama dengan Brahman atau Atman dalam Upanisad. Memang ajaran pokok

Pura Kahyangan Desa

Sejarah pendirian Kahyangan Tiga Yang mengajarkan pendirian Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman adalah Mpu Kuturan kira-kira pada abad ke-11. Pada abad tersebut yang menjadi raja di Bali adalah Raja Udayana yang didampingi oleh permaisurinya dari Jawa bernama Mahendradatta dengan gelar Gunapriya Dharma Patni. Gagasan Mpu Kuturan mendirikan Kahyangan Tiga di setiap desa pakraman itu diperkirakan muncul saat ada pesamuan besar di Pura Samuan Tiga sekarang yang terletak di Desa

Bhisama tentang Kesucian Pura

Bhisama Kesucian Pura Seperti kita ketahui, pura Kahyangan Jagat dibagi menjadi empat jenis yaitu Pura Kahyangan Jagat yang didirikan berdasarkan konsepsi Rwa Bhineda, Catur Loka Pala, Sad Winayaka dan Padma Bhuwana. Ada beberapa pura yang tergolong berfungsi rangkap, baik sebagai pura Rwa Bhineda, pura Catur Loka Pala maupun sebagai pura Sad Winayaka dan juga sebagai pura Padma Bhuwana. Pura Besakih dan Pura Batur di Kintamani adalah pura yang tergolong pura

Beberapa Mantram Weda 3/3

Kepada Varuna (Rg Veda 1 25. 1-21) 1  Yadcidhi te viso yatha pra deva varuna vratam, minimasi dyavidyavi. artinya Apapun hukum-Mu, Oh Dewa Varuna, sebagai manusia dan hari ke hari kami melanggarnya.                                                                            

Beberapa Mantram Weda 2/3

Kepada Vayu 1  Vayava yahi darsateme soma aramhrtah, tesam pahi srudhi evam. artinya Vayu yang menarik untuk dipandang, datanglah mendekat. Minuman Soma ini telah selesai disiapkan, minumlah. Dengarkanlah doa kami. 3  Vayo tava praprncati dhena jagati dasute, uruci somapitaye. artinya O, Vayu, kata-kata-Mu yang meresap sampai kepada pemujaan-Mu. Meluas sampai kepada yang minum Soma. 5  Vayavindrasca cetathah sutanam vajinivasu, tava yatamupa dravam artinya O, Vayu, O Indra Engkau mengetahui perahan