OM Swastyastu,
Ida Dane Semeton babadbali.com yang kelian cintai,
Bali kaya sekali dengan naskah kuna yang berharga. Umumnya dituliskan pada lontar, berbahasa Kawi (Jawa kuna) atau bahasa Bali, atau campuran antara keduanya. Lontar mengenai babad banyak sekali versinya, beberapa di antaranya, sudah kelian tampilkan isinya ke atas kelir ini sejak lama. Di antaranya adalah:
- Babad Arya Gajah Para 1, 2, 3
- Babad Buleleng 1, 2, 3
- Babad Dalem Batu Kuub 1, 2
- Babad Manik Angkeran 1, 2, 3, 4, 5
- Babad Ki Tambyak 1
Namun masih banyak sekali naskah yang tidak dapat disalin ke atas kelir dalam waktu dekat ini.
Nah, berikut ini kelian tampilkan katalog-nya yang berbentuk ringkasan dari seabreg babad yang berhasil dikumpulkan. Ringkasan ini disusun oleh bapak Ida I Dewa Gede Catra, seorang tokoh pustakawan, pakar dan penulis lontar dari Karangasem.
Naskah yang kelian dapatkan berupa bundel ketikan manual, dalam kotak plastik yang rapih, tanpa sampul tanpa judul, sebagai pemberian yang murah hati dari seorang mahasiswa program doktoral yang cantik dari universitas Hawaii, yang sedang menyusun disertasinya mengenai Topeng di Bali. Thank you, Robin dear.
Sungguh sangat berharga, walaupun ada sedikit kekurangan, karena dari sekian judul ringkasan ini, hanya sedikit yang dapat kelian mengerti jalan ceritanya :(. Mungkin karena luasnya cakupan sehingga sulit meringkasnya. Yang jelas, pasti karena keterbatasan kemampuan kelian dalam menangkap maksud-maksud yang tersembunyi di belakang ungkapan-ungkapan.
Apapun, inilah hasil scan dan kemudian OCR dan edit ulang dari naskah-naskah itu. Semoga untuk seterusnya tidak perlu ada lagi naskah yang diketik secara manual :))
Jadi, untuk semeton babadbali.com: Sekedar mengingatkan, membacalah dengan bijak. Tulisan-tulisan kuno kadang-kadang sektarian, lugas, lugu, pedas, jangan ditelan mentah-mentah. Kalau kita bijak, kita pakai “kacamata” yang bernama: “desa – kala – patra”. Maka kita akan dapat memaknai setiap kata dan kalimat dengan jernih dan menjadi bekal seperti bunga padma dalam telaga pikiran kita.
Selamat membaca.
OM Santih, Santih, Santih OM
-Kelian Kelir-