1 Bhuwana Kosa
Lontar ini tergolong lontar yang tua umurnya. Hal ini tampak dari adanya teks Sansekertanya yang jumlahnya banyak, bahkan lebih banyak dari uraiannya dalam bahasa Jawa Kuna dan keadaan teksnya cukup baik. Isinya terdiri dari 11 patalah (Bab) yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Bagian pertama yang berisi uraian Bhatara Siwa kepada Srimuni Bhargawa yang lebih banyak menguraikan tentang “Brahma rahasya” yaitu rahasia pengetahuan Brahma.
2. Bagian kedua, berisi uraian Bhatara Siwa kepada Dewi Uma, isterinya dan Sang Kumara puteranya. Dalam bagian ini lebih banyak menguraikan mengenai ajaran Jnana-siddhanta yaitu pengetahuan tertinggi untuk mencapai tujuan akhir berupa “kelepasan”. Menurut lontar ini Tuhan disebut Bhatra Siwa. Bhatara Siwa bersifat trancendent dan immanen atau impersonal dan personal. Bhatara Siwa ada di mana-mana dan sekaligus mengatasi segala. Bhatara Siwalah menjadi sumber segala dan menjadi segala serta ternpat kembalinya segala itu. Alam semesta yang tampak ini hanya pemunculan sementara yang merupakan badan Nya yang tampak. Sedangkan Bhatara Siwa sendiri pada hakekatnya tak tampak oleh manusia.
Adapun proses “mengada”nya alam ini adalah melalui 12 tattwa, yaitu:
- Bhatara Rudra/Siwa,
- Sang Purusa
- Awyakta
- Budhi
- Ahamkara
- Panca tanmatra
- Manah
- Akasa
- Bayu
- Agni
- Apah
- Prthiwi
Seorang Yogiswara dengan “jnana wisesa” beliau akan bisa menemukanNya. Keadaan yang demikian itulah yang disebut “kamoksan” atau “Kelepasan” yang menjadi angan-angannya. Lontar Bhuwanakosa ini telah dialih aksarakan dan dialih bahasakan serta sudah diterbitkan oleh Pusat Dokumentasi Kebudayaan Bali, Propinsi Bali, Tahun l991.
2 Ganapatitatwa
Lontar ini terdiri dari lebih kurang 60 sloka Sansekerta dengan terjemahannya ke dalam bahasa Jawa-Kuna, yang merupakan penjelasan Bhatara Siwa kepada puteranya Sang Hyang Gana. Isinya antara lain adalah mengenai proses penciptaan alam semesta.
Bahwa dari Surya lahirlah Ongkara, dari Ongkara lahir bindu dan dari bindu lahirlah Panca daiwata : Brahma, Wisnu, Rudra, Siwa, Sadasiwa. Kemudian dari Panca daiwata lahirlah Panca tanmatra, dari Panca tanmatra lahir Panca maha bhuta akhirnya dari Panca maha bhuta inilah lahir bumi, air, matahari, bulan, bintang, angin, suara. Dari bumi (bhuwana) lahirlah tumbuh-tumbuhan dan binatang. Adapun kelahiran manusia tak berbeda dengan lahirnya dunia (bhuwana) yang juga lahir dan bindu yang lahir pertama dan Ongkara.
Bagian lainnya lebih banyak menguraikan tentang ajaran Yoga seperti Sadangga Yoga yaitu:
- Pratyahara Yoga,
- Dhyana Yoga,
- Pranayama yama Yoga,
- Dharana Yoga,
- Tarka Yoga dan
- Samadhi Yoga.
Ajaran tentang asal-usul bijaksara-bijaksara seperti Ongkara-pranawa, Pancaksara-panca brahma, Tryaksara, Dasaksara dan Catur Dasaksara, cukup banyak diuraikan dalam lontar ini. Disamping itu tak ketinggalan pula diuraikan tentang “kelepasan”
3 Jnanasiddhanta
Lontar ini merupakan lontar yang amat penting artinya dalam upaya untuk memahami ajaran Ketuhanan yang dianut oleh umat Hindu khususnya yang di Bali. Dikatakan bahwa lontar ini adalah sebuah kompilasi yang mernuat ajaran Saiwasiddhanta, oleh karena ada beberapa bagian dalam lontar Jnanasiddhanta ini yang juga terdapat pada lontar lain, misalnya ada pada Bhuwanakosa, Ganapatitatwa dan sebagainya.
Isinya pada prinsipnya adalah tentang “Kamoksaan” menurut ajaran Saiwasiddhanta. Keseluruhan isinya terdiri dari 27 Judul, yaitu:
- Catur Viphala
- Prayoga-sandhi
- Sang Hyang Pranawa-Jnana Kamoksan
- Sang Hyang Branawa-Tridevi
- Sang Hyang Kahuwusan Jati-visesa
- Nirmala-jnana-sastra
- Panca Paramartha
- Sang Hyang Naisthika-Jnana
- Sang Hyang Maha Vindu
- Sang Hyang Saptongkara
- Sang Hyang Pancavimsati
- Sang Hyang Dasatma-Sang Hyang Vindu-Prakriya
- Pancatma
- Sang Hyang Upadesa-Samuha
- Sad-angga-yoga
- Sang Hyang Atma-lingga, Lingodbhava
- Utpeti-sthiti-pralina Sang Hyang Pranava
- Caturdasaksara-pindha, Utpati-sthiti Pralina
- Sang Hyang Bhedajnana
- Sang Hyang Mahajnana
- Sang Hyang Benem Vungkal
- Pranayama, Sangksipta-puja
- Sang Hyang Kaka-Hamsa
- Sang Hyang Tirtha, Sapta Samudra-Sapta-Patala
- Sang Hyang Saivasiddhanta
- Utpati-Sthiti-Pralina Sang Hyang Vindu, Abhyantara
- Jnanasiddhanta
Pages: 1 2