BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang :
Berdasarkan keinginan, usul, saran dan pendapat dari Pengempon Pura Pucak Bukit Sari – Pacung, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, untuk mempercayai kami dalam rangka mengkaji lebih mendalam tentang Purana dan perjalanan sejarah dari Pura Pucak Bukit Sari, hingga terformulasi secara jelas, mengingat masing-masing sumber mcnceritrakan penjelasan yang berbeda, lebih-lebih sumber yang bersifat lisan, walapun demikian dari sumber-sumber yang ada tidaklah terlalu mencolok perbedaannya antara yang satu dengan yang lainnya, maka dari itu perlu diadakan pengkajian terutama mengenai Purana dan perjalanan sejarahnya secara lebih teliti dan akurat, sehingga bisa diterima secara nalar dan akal sehat, hingga diperlukan pengajian secara ilmiah.
Tugas kami adalah menggali sumber-sumber, baik dari pustaka-pustaka kuna, manuskrip dan tulisan ilmiah yang menyangkut keberadaan Pura Pucak Bukit Sari sang berlokasi di Desa Pacung, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, yang tentunya pengkajian itu dengan menggunakan metode ilmiah yang hasilnya diharapkan mendckaii kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Data ini lelah diuji secara komfotensi melalui diskusi ilmiah kalau boleh disebut Pasamuan Alit/seminar kecil dengan melibatkan tokoh sejarah dan Babad, dimana data ini telah kami godog bersama AA. Bagus Setiawan, SS, Putra Sanjaya, MIB, Wishnu Dewa Brata, yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2005. dengan pembawa makalah saya sendiri sebagai penyusun. Di dalam pertemuan kecil itu, disimpulkan bahwa sastra yang menyangkut Pura Bukit Sari- Pacung diakui keabsahannya secara ilmiah dengan menggunakan analisis Swot, dengan asumsi bahwa apa yang dipaparkan disini antara satu sumber dengan sumber yang lain mendekati kebenaran antara 80 – 95 persen.
Maksud, niat dan tujuan yang mulia dari pengempon Pura Pucak Bukit Sari – Pacung, demikian juga para penyiwi adalah untuk memberikan arah dan tujuan dengan persepsi yang sama mengenai asal-usul dari Pura Pucak Bukit Sari – Pacung sebagai pura kahyangan yang bersifat umum, karena melalui metode ini diharapkan mampu meningkatkan sradha umat Hindu kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Mahaesa, khususnya Ida Bhatara yang berstana di Pura Pucak Bukit Sari – Pacung. karena dengan adanya tuntunan, pegangan dan panduan mengenai Purana dan sejarah yang benar yang bersumber dari sastra kuna sebagai tanda grafis secara jelas akan meningkatkan keyakinan atau sradha umatNya. Tujuan yang tidak kalah pentingnya dari usaha ini adalah meningkatkan persatuan dan kesatuan di kalangan Umat Hindu untuk menuju masa depan berupa kerukunan, kesejahteraan lahir bathin serta meneladani perbuatan baik (sukarma) dari paia tetua-tetua kita yang telah dengan tulus ikhlas ngaturang ayah-ayahan tanpa pamrih untuk membangun Pura Pucak Bukit Sari yang kita warisi sampai sekarang sebagai tempat memuja kebesaran Tuhan.
Untuk menelusuri Purana dan sejarahnya, diawali dengan landasan pokok berupa Purana, Babad, sejarah, Pabancangah, Prakempa maupun sumber-sumber lain yang terkait dengan Pura Pucak Bukit Sari – Pacung baik yang bersumber dari dalam maupun yang bersumber dari luar yaitu dengan pengkajian Internal dan external dengan mengedepankan “Swot Analysis” yaitu analisa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Sumber yang dipakai acuan tentunya tanda grafis yang tersurat di dalam sastra kuna seperti perjalanan suci seorang tokoh Hindu dijaman dahulu dan Purana tentang keberadaan Pulau Bali sesuai dengan keyakinan Agama Hindu. Yang lebih banyak mendapat perhatian tentunya perjalanan Ratu Sakti dari Jawa dalam melaksanakan misi suci di tanah Bali, walupun demikian bukan berarti mengesampingkan informasi dari para orang tua yang mengetahui keberadaan Pura Pucak Bukit Sari Pacung yang diperoleh dari para orang tua sebelumnya.
Tahap selanjutnya adaiah menetapkan bidang hasil yang ingin dicapai yaitu berupa buku pegangan mengenai Sejarah berdirinya Pura Pucak Bukit Sari – Pacung untuk dapat dibaca dan dipahami serta dihayati dengan sasaran meningkatkan rasa bhakti Umat Hindu, sehingga dengan demikian informasi berupa sejarah berdirinya Pura Pucak Bukit Sari – Pacung perlu disebarluaskan kepada umat Hindu dengan harapan terjadi umpan balik yang positif terutama meningkatkan sradha dikalangan umat.
Penetapan masalah prioritas dimaksudkan agar kita lebih cepat mcncapa: “Sasaran ” yang ditetapkan dengan tahapan-tahapan :
- Jangka pendek berupa penyebaran informasi tertulis yang berupa buku Purana dan sejarah Pura Pucak Bukit Sari – Pacung.
- Jangka menengah yaitu meningkatkan kesadaran umat untuk berdana punia. dengan sasaran ikut menunjang keasrian, kelestarian Pura Pucak Bukit Sari Pacung.
- Jangka panjang berupa penulisan yang diabadikan dalam lempengan pertinggi, yang merupakan warisan kepada generasi berikutnya yang memiliki nilai kesucian dan kesakralan.
Tahapan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang menjadi lugas dan tanggung jawab kita bersama di dalam misi dan visi kita untuk persatuan dan kesatuan umat serta mewujud nyatakan kepada umat tentang identitas pura. Kerangka berpikir mengenai Purana dan sejarah Pura Pucak Bukit Sari hingga para umat dapat menarik suatu kesimpulan tentang prabhawa Tuhan yang mestinya di puja di Pura Pucak Bukit Sari – Pacung seperti pada purana pada halaman berikutnya.
2. Ruang lingkup :
Dalam rangka menggali dan mengkaji serta menguraikan Purana Pura Pucak Bukit Sari, dibatasi pembahasannya dengan tiga tahapan yaitu :
- Tahapan pertama dimulai dari masa sebelum berdirinya Pura Pucak Bukit Sari – Pacung
- Tahapan kedua dimulai dari masa pendirian Pura PucaK Bukit Sari – Pacung.
- Tahapan ketiga setelah berdirinya Pura Pucak Bukit Sari.
Dari tahapan tersebut selanjutnya dibahas :
- Hubungan Pura Pucak Bukit Sari — Pacung dengan Pura Pucak Sangkur. Pura Jati – Batur, Pura Purusada – Kapal, Pura Alas Sari – Sangeh, Wukit Uluwatu dan Pura Pucak Kembar — Pacung yang memiliki hubungan specific secara histories.
- Hubungan perjalanan suci Ratu Sakti dari Jawa di jaman dahulu sekitar abad XV.
- Makna tapakan “Nunas Pasupati”dari beberapa desa yang nyungsung tapakan Barong yang merupakan warisan budaya luhur yang perlu dilestarikan.
- Kenapa di Pura Pucak Bukit Sari — Pacung merupakan salah satu tempat bagi Patapakan Barong nunas Pasupati.
Semua tahapan tersebut di atas berpedoman pada Purana dan sejarah Pura Pucak Bukit Sari – Pacung yang telah berhasil digali sebagai bahan acuan, dimuna dalam pembahasan ini tidak menutup kemungkinan adanya informasi tertulis dari Babad. Pamancangah dan informasi dari sumber yang dapat dipercaya, namun penulisan ini akan lebih banyak berorientasi pada Purana dan sejarah, karena kalau hanya dari segi babad saja tentu nilai kebenarannya sangat minim sekitar 5 persen, karena seperti diketahui babad sangat bersifat subyektif, sehingga hasilnya kurang valid dan akurat hingga sulit dipertanggungjawabkan secara ilmiah.