Daftar Informan
- Nama : I Nyoman Pepek
Jabatan: Tokoh masyarakat
Umur : 65 tahun
Alamat : Desa Adat Pacung - Nama : I Ketut Lilir
Jabatan : Tokoh masyarakat
Umur : 60 tahun
Alamat : Desa Adat Pacung - Nama :; I Made Tenda
Jabatan : Pemangku
Umur : 60 tahun
Alamat : Desa Adat Pacung - Nama : I Ketut Seregeg
Jabatan : Pemangku
Umur : 65 tahun
Alamat : Desa Adat Pacung - Nama : I Ketut Jantreng
Jabatan : Pemangku
Umur : 70 tahun
Alamat : Desa Adat Pacung
Pura Pc. Sari Pacung.
Sistem Tanda grafis pada aling-aling di Jaba tengah Pura Pucak Sari Patung.
Baris pertama :
- Yang menghadap ke Timur (bagian dalam Atas):
Bunyinya : Om. Ang Ung Mang.
Kesimpulan dengan system SWOT, berupa analisis : Tri Murti yaitu Brahma, Wishnu dan Siwa sebagai Cambhu.
- Yang menghadap ke Timur ( bagian dalam bawah ):
Na Ma Si Wa Cala Tapya
Penjelasan : Sanghyang Nama artinya Siwa, Siwa artinya Gurunya alam semesta, cala artinya rumah atau kahyangan, Tapya artinya pertapa.
Maksudnya : Kahyangan ini tempat stana atau pertapaan Sanghyang Siwa
Baris Kedua :
Rajya Resi Bhatara.
Rajya artinya raja, Resi artinya pandhita dunia, Bhatara merupakan saktinya Tuhan.
Maksudnya : Saktinya Tuhan dalam bentuk raja makhluk yang bergelar Siwa Pasupati dan sebagai guru yoginya dunia
- Pada pilar sebelah selatan yang menghadap ke timur :
Giri Sangkur
Giri artinya gunung atau tempat lebih tinggi atau disebut pula PucaKatau puncak, sedangkan sangkur nama suatu wilayah.
- Tanda grafis pada pilar sebelah utara :
Iniketanya.
Maksudnya: keterkaitanya.
- Tanda grafis sebelah barat disamping tahun yang bertuliskan 1888, yang menunjukan penanda angka yang berupa angka 2, 3, 4 dan 1.
Analisis: Penanda itu menunjukan angka tahun yang menganut system Candra Sangkala, dengan ketentuan peng-ejaanya terbalik yaitu 2341 menjadi 1432 caka.
- Kesimpulan semetara tanda grafis pada dinding alirg – aling adalah yang dirangkum dalam suatu sloka yang berbunyi sebagai berikut :
Om. Any Ung Mang, Nama Siwa Cala Tapya, Rajya Resi Bhatara. Ciri Sangkur inihemya, i kang candra sangkala M 32.
Artinya :
Ya Tuhan Dalam wujud Siwa tiga (Brahma, Wishnu, Siwa/Sambhu), kahyangan ini tiada lain tempat stana dan pertapaan Sanghyang Siwa sebagai gurunya jagat tiga ini dan beliau sebagai raja makhluk yang bergelar Sanghyang Siwa Pasupati dan sebagai guru yogi (pandhita), yang erat keterkaitanya dengan Pucak Sangkur, dimana Pura ini dibangun pada tahun Saka 1432 atau 1510 tarik masehi.
Catatan : Tuhan dalam wujudnya prabawanya sebagai Sanghyang Siwa mempunyai 1000 nama sesuai dengan bunyi sastra Siwa Purana, yang antara lain ada disebutkan : Brahma, Wishnu, Druwe Resi, Sanghyang Pasupati, Reseng Langit dan lain-lain, beliau bergelar Brahma tatkala Sanghyang Siwa berfungsi sebagai pencipta, dan tatkala beliau memelihara dunia ini berliau bergelar Wishnu, demikian seterusnya.
Simbul tanda grafis itu sangat relevan dengan sumber-sumber lain yang intinya dibangun pada tahun Caka 1432 atau pada pemadegan Dhalem Dimade di Bali, karena pada jaman itu masyarakat Bali sangat gencarnya membangun suatu pura.
K. Sudarsana. Efg, Dr.