Lontar Babad Buleleng
Berikut ini merupakan Terjemahan Lontar Babad Buleleng.
Berikut ini merupakan Terjemahan Lontar Babad Buleleng.
(Ayam dipersiapkan oleh pemangku untk pelaksanaan tabuh rah) Pengertian: Tabuh rah adalah taburan darah binatang korban yang dilaksanakan dalam rangkaian upacara agama (yadnya). Sumber Penggunaan Tabuh Rah terdapat pada Panca Yadnya. Dasar- dasar penggunaan tabuh rah tercantum di dalam : Prasasti Bali Kuna (Tambra prasasti). 1. Prasasti Sukawana A l 804 Çaka. 2. Prasasti Batur Abang A 933 Çaka. 3. Prasasti Batuan 944 Çaka. Lontar- lontar antara lain : 1. Siwatattwapurana. 2.
Arsitektur Bali Tentang arsitektur Bali menurut tattwa agama Hindu. Pengertian bangunan secara umum. Ialah segala hasil perwujudan manusia dalam bentuk bangunan, yang mengandung keutuhan/ kesatuan dengan agama (ritual) dan kehidupan budaya masyarakat. Yang tercakup dalam bangunan yaitu : Kemampuan merancang, dan membangun. Mewujudkan seni bangunannya menurut bermacam- macam prinsip seperti : bentuk, konstruksi. bahan, fungsi dan keindahan Bangunan Bali yaitu setiap bangunan yang dibuat berdasarkan tattwa (falsafah) agama Hindu Filosofis
A. Bhatara Siwa sumber segala. Dalam lontar Bhuwanakosa dikatakan bahwa semua yang ada ini muncul dari Bhatara Siwa dan akan kembali kepada-Nya juga. Dengan demikian maka Bhatara Siwa adalah sumber segala yang ada, sama halnya dengan Brahman dalam Upanisad. (Bhuwanakosa III, 82) : Lebih jauh Bhuwanakosa menyatakan sebagai berikut : (Bhuwanakosa III, 81) : (Bhuwanakosa III, 71) : (Bhuwanakosa III, 78) : B. Bhatara Siwa bersifat immanent
1 Bhuwana Kosa Lontar ini tergolong lontar yang tua umurnya. Hal ini tampak dari adanya teks Sansekertanya yang jumlahnya banyak, bahkan lebih banyak dari uraiannya dalam bahasa Jawa Kuna dan keadaan teksnya cukup baik. Isinya terdiri dari 11 patalah (Bab) yang terbagi menjadi 2 bagian, yaitu: 1. Bagian pertama yang berisi uraian Bhatara Siwa kepada Srimuni Bhargawa yang lebih banyak menguraikan tentang “Brahma rahasya” yaitu rahasia pengetahuan Brahma. 2. Bagian
Jenis Jenis Lontar Pokok-pokok ajaran Ketuhanan yang termuat dalam pustaka suci Veda dan Upanisad seperti yang diuraikan di atas ditulis kembali ke dalam lontar-lontar di Bali dengan menggunakan aksara Bali. bahasa Sansekerta-kepulauan, bahasa Jawa Kuna maupun bahasa Bali. Lontar-lontar tersebut tersimpan dan terpelihara di Bali dalam jumlah yang cukup banyak, tersebar di berbagai tempat. Tempat-tempat tersebut seperti misalnya di: Gedong Kirtya Singaraja. Perpustakaan Universitas Udayana Denpasar, Perpustakaan Universitas Hindu Dharma