Artikel

Hari Raya Soma Ribek

Hari raya Soma RIbek jatuh pada hari Soma Pon Wuku Sinta. Dalam kalender hari suci di Bali, hari ini adalah hari ketiga dari serangkaian hari raya penting, yaitu: Hari 1 Hari raya Saraswati Sabtu Saniscara Umanis Watugunung Hari 2 Hari raya Banyu Pinaruh Minggu Redite Paing Sinta Hari 3 Hari raya Soma Ribek Senin Soma Pon Sinta Hari 4 Hari raya Sabuh Mas Selasa Anggara Wage Sinta Hari 5 Hari

Hari Raya Saraswati

Hari raya Saraswati jatuh pada hari Saniscara Umanis Watugunung. Dalam kalender hari suci di Bali, hari ini adalah hari pertama dari serangkaian hari raya penting, yaitu: Hari 1 Hari raya Saraswati Sabtu Saniscara Umanis Watugunung Hari 2 Hari raya Banyu Pinaruh Minggu Redite Paing Sinta Hari 3 Hari raya Soma Ribek Senin Soma Pon Sinta Hari 4 Hari raya Sabuh Mas Selasa Anggara Wage Sinta Hari 5 Hari raya Pagerwesi

Rerahinan / Yadnya yang Dilakukan Berdasarkan Pawukon

Mengenai rerahinan / yadnya yang dilakukan berdasarkan pawukon, diambilkan yang penting-penting saja menurut daftar rerahinan di bawah ini. Selebihnya akan menjadi sangat detil dan rumit, dapat dipelajari dari lontar / kitab yang bernama Sundari Gama. Dalam lontar itu dipaparkan secara rinci, hari yang dianggap penting dan disucikan, termasuk keharusan-keharusan yang patut dilaksanakan, demikian pula pantangan-pantangannya, mengandung petunjuk-petunjuk tatacara pelaksanaan upacara serta upakara dan lain sebagainya. Budha Keliwon Sinta : Pagerwesi.

Rerahinan / Yadnya yang Dilakukan Berdasarkan Saptawara dengan Pancawara

Anggara Keliwon / Anggara Kasih Pada hari ini meyoga Ida Sang Hyang Ludra, untuk membasmi segala kekotoran (leteh-letuh) di bumi, termasuk kekotoran tubuh, lahir dan batin. Widhi-widhana berupa canang reresik, canang puspa wangi-wangian, menyan astanggi dan asap harum dihaturkan ke hadapan Dewa Sang Hyang Ludra, untuk mohon belas kasihnya melebur dan membersihkan segala kekotoran dan kenistaan. Selesai bersembahyang dilakukan metirtha gocara Budha Wage Hari ini disebut pesucian/ peyogan Sang Hyang

Rerahinan / Yadnya yang Dilakukan Berdasarkan Triwara dengan Pancawara

Hari Keliwon Hari Keliwon dalam panca wara datang tiap-tiap lima hari sekali. Pada tiap-tiap hari Keliwon, bersemadilah Sang Hyang Çiwa. Umat Hindu di Bali harus menyucikan cita (budhi) dengan metirtha gocara. Dilaksanakan dengan cara menghaturkan canang serta wangi-wangian di sanggah dan di atas tempat tidur. Selanjutnya dihaturkan canang reresik wangi-wangian di Parhyangan dan di Kahyangan. Yadnya ini ditujukan ke hadapan Sang Hyang Ciwa, yaitu ke hadapan Ida Sang Widhi Wasa,

Yadnya Yang Dilakukan Setiap Hari

Disebut yadnya Çesa, dilaksanakan tiap hari, biasanya pada pagi atau siang hari, dan di senja hari. Sesajen disiapkan setelah menanak nasi, berupa masing-masing banten pekidih atau jotan sesuap nasi lengkap dengan lauk pauknya serba mungil, jumlahnya menurut keperluan. Diberikan kebebasan dalam menentukan berapa jumlah jotan, dapat berbeda bergantung kepada arti yang kita berikan kepada letak persembahannya, namun yang wajib ada tiga (3) sedangkan yang lain diambilkan dari yang paling lazim.

Pembagian Hari-hari Raya di Bali

Petunjuk mengenai hari-hari raya dan saat-saat suci diperoleh dari ajaran Sundari Gama. Dalam ajaran itu disebutkan bahwa Sang Hyang Suksma Litjin memerintahkan kepada para purohita (orang-orang suci) agar mengingatkan para pemegang tampuk kekuasaan, agar ia, dan dengan kuasanya memerintahkan segenap bawahannya, mengadakan yadnya, atau upacara persembahan pada hari-hari dan saat-saat tertentu. Persembahan itu disebut bebantenan atau widhi-widhana, sebagai perwujudan darma dalam menjaga kesejahteraan dunia dan kebahagiaan segenap makhluk. Hari-hari yang

Piodalan Pura dan Rerahinan

Satu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri adalah adanya beribu- ribu pura di pulau Bali ini. Tak terbilang jumlahnya. Kalau seseorang menyusuri pantai pulau ini maka akan terlihat demikian banyaknya pura di pinggir pinggir pantai pulau ini. Dari pelosok desa sampai puncak gunung yang tinggi menjulang. Coba hitung bilamana setiap satu keluarga memiliki satu tempat suci, apakah itu padmasari, panyawangan, atau pamerajan alit, maka berapa pura ada di Bali untuk setiap

Menghitung purnama tilem di luar kepala

Semeton babadbali.com silakan mencoba. Hafalkan langkah-langkah di bawah ini untuk mengetahui penanggal dan panglong suatu sasih. Sameton akan bisa menebak di luar kepala, kapan tilem, purnama dan bagaimana bentuk bulan saat ini. Perhatian: Hanya untuk tahun 2000 sampai 2009 Langkah 1 Jumlahkan 4 bilangan tahun Masehi. Langkah 2 Kalikan dengan 11 Langkah 3 Hitung sisanya bila dibagi 30 Langkah 4 Tambahkan angka bulan (Masehi) Langkah 5 Untuk Januari atau Februari,

Sanghyang Anantaboga

Ingkelnya buku, pelindungnya Sanghyang Anantaboga letaknya di Tenggara, uripnya 8, Basah gede, Ehep, Carik walangati, Salah wadi. Pembawaan Brahma, kayunya Ceroring dan Wijayakusuma, burung Gagak dan Jikutuk, ternak Singa, gedung terkunci, lumbung tertutup. Wataknya : Hatinya terang, tetapi tanpa cahaya, suka bertapa. Jika jadi pendeta sangat dihormati. Penyelidik, tinggi budi, agak angkuh, teliti, cemburu. Gemar samadi demi keselamatan dan ketentraman hati.