Hindu

Kramaning Sembah dalam Panca Yadnya dan Sudi Wadani

Kramaning Sembah dalam Panca Yadnya. Pengertian Sembah: Yang dimaksud dengan sembah ialah sikap menghormati yang disertai dengan rasa bakti dan penyerahan diri secara ikhlas. Landasan: Menurut agama Hindu bahwa setiap kelahiran dan manusia itu sudah mempunyai hutang yang disebut dengan Tri Rna. Yang dapat disembah: Ida Hyang Widhi Wasa Para Dewa- dewa Para Resi Bhatara/ Leluhur. Manusia. Bhuta. Sikap menyembah: Adapun sikap menyembah dalam kramaning sembah yaitu sesuai dengan buku

Aspek - Aspek Agama Hindu dalam kaitannya dengan Kemajuan Teknologi

Pendahuluan: Tujuan agama Hindu adalah Moksa dan Jagat Hita yaitu kesejahteraan sekala niskala, maka dalam mengejar kesejahteraan sekala niskala ini, mau tidak mau kita dihadapkan pada teknologi. Agama Hindu menerima teknologi secara selektif, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai- nilai agama Hindu. Bahwa teknologi itu, hanya sebagai sarana penopang / penunjang untuk mencapai hakekat daripada tujuan hidup beragama di dalam pelaksanaan upacara agama. Di dalam kehidupan sebagai manusia beragama, teknologi berpengaruh

Pura Sad Kahyangan Jagat di Bali

Pendahuluan: Dalam rangka mengadakan penelitian terhadap Pura Sad Kahyangan Jagat di Bali secara konsepsional tidak bisa terlepas dengan Pura Kahyangan Jagat di Bali lainnya yang juga telah dijumpai landasan konsepsinya yaitu: Kahyangan Jagat di Bali yang berlandaskan Rwabhineda. Kahyangan Jagat di Bali yang berlandaskan konsepsi Catur Lokapala. Kahyangan Jagat di Bali yang berlandaskan konsepsi Sad Winayaka. Pengertian: Sad Kahyangan adalah enam buah pura Kahyangan Jagat di Bali, yang menjadi tempat

Pawiwahan/Perkawinan dalam Masyarakat Hindu di Bali

Upacara pawiwahan yang dipuput oleh sulinggih   Pengertian: Perkawinan ialah ikatan sekala niskala (lahir batin) antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal (satya Alaki rabi). Sistem Perkawinan: Susunan Perkawinan menurut garis kepurusaan (patrilinial). Syarat- syarat Perkawinan: Sudah mencapai usia deha- teruna sedapat mungkin disesuaikan dengan Undang- undang No.: l tahun 1974. Adanya persetujuan kedua belah pihak calon mempelai. Larangan Perkawinan: Gamya gamana yang berarti

Upacara Yadnya Panca Wali Krama

Pengertian: Panca Wali Krama adalah upacara buta yadnya dengan tujuan untuk pemahayu jagat. Jenis Panca Wali Krama Panca Wali Krama sesuai dengan saat dan tempat dilakukan ada 2 (dua) jenis, yaitu : Panca Wali Krama padgati kala (sewaktu- waktu), yaitu upacara Bhuta Yadnya sewaktu- waktu demi penyucian akibat durmengala agung Kahyangan/ Jagat. Panca Wali Krama berjangka, yakni upacara bhuta Yadnya setiap sepuluh tahun di Besakih, diselenggarakan untuk pergantian tenggek. Penyelenggara

Tata Cara Masuk ke Pura

Memperhatikan akan arti dan kesucian serta fungsi pura sebagai tempat ibadah umat Hindu, maka berkenaan dengan tata cara masuk pura, seminar mengambil kesimpulan dan keputusan sebagai berikut: Larangan masuk pura bagi: Wanita dalam keadaan datang bulan, habis melahirkan dan habis gugur kandungan. Dalam keadaan sedang tertimpa halangan kematian (sebel) Tidak mentaati tata krama masuk pura. Menderita noda- noda lain yang karena sifatnya dapat dianggap menodai kesucian pura. Menodai kesucian pura

Arsitektur Bali menurut tattwa agama Hindu

Arsitektur Bali Tentang arsitektur Bali menurut tattwa agama Hindu. Pengertian bangunan secara umum. Ialah segala hasil perwujudan manusia dalam bentuk bangunan, yang mengandung keutuhan/ kesatuan dengan agama (ritual) dan kehidupan budaya masyarakat. Yang tercakup dalam bangunan yaitu : Kemampuan merancang, dan membangun. Mewujudkan seni bangunannya menurut bermacam- macam prinsip seperti : bentuk, konstruksi. bahan, fungsi dan keindahan Bangunan Bali yaitu setiap bangunan yang dibuat berdasarkan tattwa (falsafah) agama Hindu Filosofis

Alat- alat Upacara

Beberapa alat upacara yang dipergunakan/dibuat oleh umat hindu di bali antara lain : Penjor Penjor adalah simbul Gunung Agung. Segala pala bungkah- pala gantung dan sajen pada sanggah penjor, melambangkan persembahan terhadap Bhatara di Gunung Agung (Bhatara Giri Putri). Seperti kita ketahui, Gunung adalah sumber dari kesuburan dan akhirnya ke kemakmuran. Hanya penjor yang menggunakan unsur lengkap (sanggah, padi, pala bungkah dan sebagainya) dapat dipergunakan dalam upacara keagamaan menurut fungsinya.

Rong tiga

Rong Tiga adalah pelinggih Tri Murti/ Hyang Kemimitan / Hyang Kemulan berdasarkan lontar: Purwa Gama Sesana Kusuma Dewa Gong Wesi. Tata cara pembuatan Rong Tiga berdasarkan lontar- lontar: Asta Kosala- Kosali dan, Asta Bumi. Upakara/ Upacara termasuk pependeman dan pedagingan berdasarkan lontar· lontar: Dewa Tattwa Wariga Catur Winasa Sari Usana Dewa Widhi Tattwa dan terutama … Kusuma Dewa.

Kepemangkuan

Pemangku adalah rohaniawan yang masih tergolong pada tingkat Eka-Jati Keadaan diri, upakara pewintenan, dan agem- ageman seorang pemangku supaya disesuaikan dengan tingkat pura yang diemongnya, sebagai dimaksud dalam sesananya. Kekhususan- kekhususan setempat dalam ngadegang Pemangku dan sebagainya (Kebayan, Jro Gede, Juru Bahu), perlu diteliti lebih jauh guna dapat dibina semestinya.