upacara

Uang Kepeng dalam Hubungannya dengan Upacara Agama Hindu di Bali

uang kepeng yang masih dipergunakan sebagai sarana upacara umat hindu   Perkembangan uang Kepeng di Bali: Pada abad ke- 7 Masehi berdasarkan berita- berita China dari dinasti Tiang, di Bali telah beredar uang Kepeng yang diduga pada permulaannya adalah berfungsi sebagai alat tukar. Berdasarkan bukti- bukti prasasti Sukawana A 1 yang berangka tahun 882 Masehi uang kepeng itu diduga telah mempunyai fungsi dalam hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali.

Benda-benda suci menurut pandangan Hindu Dharma

Yang dimaksud dengan benda- benda suci dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu I s/d XV ini ialah : benda- benda yang memang disucikan dengan suatu upacara “penyucian” tertentu, yang fungsi dan penggunaannya semata- mata untuk tujuan suci dan ditempatkan pada tempat- tempat yang dipandang suci. Jenis-jenisnya meliputi: Pralingga, Arca, Pratima dan yang semacamnya. Pengamanannya : Pengamanan benda- benda suci merupakan bagian dan kebijaksanaan pengamanan kebudayaan nasional pada umumnya dan

Piodalan

Tentang piodalan tingkat nista, madya dan utama, untuk pemerajan dan kahyangan tiga. Latar belakang yang mendorong adanya upacara piodalan adalah bersumber kepada ajaran Catur Marga (empat jalan untuk mencapai kesempurnaan hidup lahir dan batin) yaitu: Bhakti Marga. Jnana Marga. Karma Marga. Raja Yoga Marga. Piodalan adalah upacara pemujaan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Waça dengan segala manifestasinya lewat sarana pemerajan, pura, kahyangan, dengan nglinggayang atau ngerekayang (ngadegang) dalam hari-

Alat- alat Upacara

Beberapa alat upacara yang dipergunakan/dibuat oleh umat hindu di bali antara lain : Penjor Penjor adalah simbul Gunung Agung. Segala pala bungkah- pala gantung dan sajen pada sanggah penjor, melambangkan persembahan terhadap Bhatara di Gunung Agung (Bhatara Giri Putri). Seperti kita ketahui, Gunung adalah sumber dari kesuburan dan akhirnya ke kemakmuran. Hanya penjor yang menggunakan unsur lengkap (sanggah, padi, pala bungkah dan sebagainya) dapat dipergunakan dalam upacara keagamaan menurut fungsinya.

Dasar Agama Hindu

Ajaran Agama Hindu dapat dibagi menjadi tiga bagian yang dikenal dengan “Tiga Kerangka Dasar”, dimana bagian yang satu dengan lainnya saling mengisi dan merupakan satu kesatuan yang bulat untuk dihayati dan diamalkan guna mencapai tujuan agama yang disebut Jagadhita dan Moksa. Tiga Kerangka Dasar tersebut adalah: Tattwa (Filsafat) Susila (Etika) Upacara / Yadnya Tattwa Sebenarnya agama Hindu mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena masuk akal dan konseptual. Konsep