Kemulan Rong Tiga
Pada pelinggih ini terdapat 3 ruangan untuk pemujaan terhadap sang Hyang Atma, yang memberikan kehidupan kepada badan jasmani kita, sehingga memungkinkan kita untuk lahir, tumbuh, dan mati. Berturut-turut dari selatan ke utara, pada waktu dipuja, dalam ruangan ruangan tersebut melinggih Sang Paratma, Susun Atma, dan Siwatma. Pelinggih ini juga disebut Gedong Pejenengan (gedong Menyan). Pelinggih ini merupakan bangunan pokok yang harus ada pada setiap pura keluarga. Karena itu sering kali pura Mendala ini disebut dengan Pura Pejenengan. Sesungguhnya pelinggih ini adalah juga pelinggih Sang Hyang Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa) yang mengemban hidup semua makhluk.
Meru Tumpang Tiga
Melambangkan gunung Batur, tempat melinggihnya dewa Danu (air) yang memberi kehidupan dan kesuburan yang diperlukan semua makhluk.
Gedong Murub
Tempat pelinggihan Dalem Manik Mas Tawangalun. Penghormatan terhadap raja yang pernah memerintah.
Taksu
Tempat pemujaan Anglurah Agung, yaitu para pemimpin pemerintahan yang telah moksa.
Pertiwi Tiga
Pertiwi tiga juga disebut Paibon (pa-ibu-an). Di tempat ini di sungsung Sang Hyang Ananta Boga saking Sapta Petala. Ananta = mengalir, Boga = makanan. Penghargaan terhadap ibu pertiwi yang tidak henti-hentinya memberikan makanan kepada jasmani kita, dilambangkan dengan tema ukiran naga pada pelinggihan ini.
Meru Tumpang Kalih
Tempat pelinggihan dari Betara Dasar Buana Gelgel, raja besar yang pernah berkuasa pada jaman leluhur.
Catu Mujung
Pelinggihan Dang Hyang Dwijendra, seorang empu yang bijak dan pandai.
Catu Meres
Pelinggihan Sang Hyang Astapaka, seorang empu yang bijak dan arif.
Gedong Saren
Tempat pemujaan / penghayatan satuluk-tuluk.
Menjangan Saka Luang
Tempat pemujaan terhadap Empu Kuturan, sang maharesi yang sangat besar jasanya dalam pengembangan ribuan pura di Bali.
Gedong Maspahit
Penghormatan terhadap para leluhur dari Majapahit.
Pesucian
Tugu Tepas Mecaling
Padmasana
Tempat pemujaan terhadap Sang Hyang Tunggal, Sang Hyang Paramatma, Tuhan yang maha esa, Sang Hyang Widi Wasa. Yang menjadi pusat atma atau urip kita.
Pengaruman
Penghormatan terhadap para betara-betari leluhur.
Meru Tumpang 5
Penghormatan terhadap dewa-dewi di Gunung Agung, sebagai lambang tempat tertinggi di Bali.
Pelinggih I Gusti Kaler Pacekan
I Gusti Kaler Pacekan yang bergelar Kiyai Anglurah Di Ler adalah mahapatih Dalem Gelgel. Karena pembelotannya, beliau dikejar-kejar oleh pihak kerajaan. Dalam perlawanan beliau mangkat di bukit Pegat palemahan Kutuh (Bangli). Keluarganya dibawa ke Kuramas, namun salah seorang istrinya berhasil menyelamatkan diri dengan bersembunyi di desa Madenan (Buleleng) dalam keadaan hamil. Beliau ialah I Gusti Ayu Surung yang kemudian berputra I Gusti Manik Galih.
Pelinggih I Gusti Alit Mendala
I Gusti Alit Mendala adalah putra dari I Gusti Manik Galih yang pertama merintis untuk tinggal di daerah Bondalem. Beliaulah leluhur dari ratusan keluarga di Bondalem saat ini.
Bale Pengaturan
Tempat pemangku upacara menghaturkan banten sesajian.
Bale Piasan
Tempat menyambut dan mensucikan kedatangan batara-batari yang akan dilinggihkan di pelinggihannya masing-masing.
Bale Lantang
Tempat pertemuan, untuk rapat (sangkepan) bagi para penyungsung dalam mempersiapkan upacara.
Bale Pawaregan
Tempat penyiapan makanan dan sajian yang dimasak (dapur) sehubungan dengan upacara pura.
Bale Pemebatan
Tembok Penyengker
Kori Agung
Candi Gelung, pintu masuk dan keluar pura Mendala.
Pages: 1 2