2016

Rong tiga

Rong Tiga adalah pelinggih Tri Murti/ Hyang Kemimitan / Hyang Kemulan berdasarkan lontar: Purwa Gama Sesana Kusuma Dewa Gong Wesi. Tata cara pembuatan Rong Tiga berdasarkan lontar- lontar: Asta Kosala- Kosali dan, Asta Bumi. Upakara/ Upacara termasuk pependeman dan pedagingan berdasarkan lontar· lontar: Dewa Tattwa Wariga Catur Winasa Sari Usana Dewa Widhi Tattwa dan terutama … Kusuma Dewa.

Yadnya

Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa / rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa. Di dalamnya terkandung nilai-nilai: Rasa tulus ikhlas dan

Kepemangkuan

Pemangku adalah rohaniawan yang masih tergolong pada tingkat Eka-Jati Keadaan diri, upakara pewintenan, dan agem- ageman seorang pemangku supaya disesuaikan dengan tingkat pura yang diemongnya, sebagai dimaksud dalam sesananya. Kekhususan- kekhususan setempat dalam ngadegang Pemangku dan sebagainya (Kebayan, Jro Gede, Juru Bahu), perlu diteliti lebih jauh guna dapat dibina semestinya.  

Kawikon

Kawikon / Kawikaan   Kedudukan Wiku/ Pendeta/ Sulinggih selaku Dwijati adalah suatu kedudukan khusus yang hanya bisa didapat dengan memenuhi syarat dan upacara menurut sesana serta sesuai dengan ketentuan- ketentuan Parisada Hindu Dharma Pusat. Demikian juga mengenai Biseka, Wesa (atribut- atribut khusus) terutama wewenang- wewenangnya. Kedudukan khusus dan atribut- atribut tersebut mendapat pengakuan masyarakat serta perlu mendapat perlindungan yang lebih seksama secara hukum dari pemerintah. Di dalam hal menduduki sesuatu

Meru

Meru adalah melambangkan gunung Mahameru yang merupakan stana/ pelinggih dewa- dewi, bhatara- bhatari leluhur berdasarkan lontar – lontar: Purana Dewa Kusuma Dewa Widhi Sastra Wariga Catur Winasa Sari dan … Jaya Purana. Meru dapat dibedakan sebagai berikut : berpedagingan pada dasar dan puncak : Meru tumpang 1, Meru tumpang 2, Meru tumpang 3 berpedagingan pada dasar, madya dan puncak: Meru tumpang 5, Meru tumpang 7, Meru tumpang 9, Meru tumpang 11 Jumlah tumpang pada meru

Hindu Dharma di Bali

Susila merupakan kerangka dasar Agama Hindu yang kedua setelah Tattwa. Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari-hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh simpati dari orang lain apabila dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi-sendi kesusilaan. Di dalam Tattwa diuraikan bahwa agama Hindu membimbing manusia

Ilustrasi moksa

Ada lima keyakinan yang disebut Panca Sradha yang mendasari segala aspek kehidupan bagi umat Hindu. Brahman, keyakinan terhadap Tuhan. Atman, keyakinan terhadap Atman (jiwa). Karmapala, keyakinan terhadap hukum karma. Punarbawa / Samsara, keyakinan terhadap penjelmaan kembali. Moksa, keyakinan terhadap penyatuan Atman dengan Brahman. Brahman Keyakinan terhadap Tuhan Agama Hindu mendidik umatnya untuk yakin akan adanya kemahaagungan Sang Hyang Widhi Wasa. Tuhan merupakan sumber segala yang ada di alam ini baik

Ilustrasi Jalan ke Surga

Sebenarnya agama Hindu mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena masuk akal dan konseptual. Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan yang disebut Pramana. Ada tiga cara penyerapan pokok yang disebut Tri Pramana. Tri Pramana menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam

Ilustrasi Catur Warna

Catur Warna Kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “Catur” berarti empat dan kata “warna” yang berasal dari urat kata “Wr” (baca: wri) artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan keterampilan (karma) seseorang, serta kualitas kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi

Padmasana

Padmasana   Padmasana adalah lambang makrokosmos/ alam semesta yang merupakan Stana Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Çiwa Aditya). Padmasana dapat dibedakan atas 2 kriteria: Berdasarkan lokasi (menurut pengider- ider), padmasana terbagi menjadi 9 jenis berdasarkan lontar Wariga Catur Wisana sari: Padmakencana bertempat di Timur, menghadap ke Barat Padmasana bertempat di Selatan, menghadap ke Utara Padmasana Sari bertempat di Barat menghadap ke Timur Padmasana Lingga bertempat di Utara menghadap ke Selatan Padma Asta