Dasar Agama Hindu

Yadnya

Yadnya adalah suatu karya suci yang dilaksanakan dengan ikhlas karena getaran jiwa / rohani dalam kehidupan ini berdasarkan dharma, sesuai ajaran sastra suci Hindu yang ada (Weda). Yadnya dapat pula diartikan memuja, menghormati, berkorban, mengabdi, berbuat baik (kebajikan), pemberian, dan penyerahan dengan penuh kerelaan (tulus ikhlas) berupa apa yang dimiliki demi kesejahteraan serta kesempurnaan hidup bersama dan kemahamuliaan Sang Hyang Widhi Wasa. Di dalamnya terkandung nilai-nilai: Rasa tulus ikhlas dan

Hindu Dharma di Bali

Susila merupakan kerangka dasar Agama Hindu yang kedua setelah Tattwa. Susila memegang peranan penting bagi tata kehidupan manusia sehari-hari. Realitas hidup bagi seseorang dalam berkomunikasi dengan lingkungannya akan menentukan sampai di mana kadar budi pekerti yang bersangkutan. la akan memperoleh simpati dari orang lain apabila dalam pola hidupnya selalu mencerminkan ketegasan sikap yang diwarnai oleh ulah sikap simpatik yang memegang teguh sendi-sendi kesusilaan. Di dalam Tattwa diuraikan bahwa agama Hindu membimbing manusia

Ilustrasi moksa

Ada lima keyakinan yang disebut Panca Sradha yang mendasari segala aspek kehidupan bagi umat Hindu. Brahman, keyakinan terhadap Tuhan. Atman, keyakinan terhadap Atman (jiwa). Karmapala, keyakinan terhadap hukum karma. Punarbawa / Samsara, keyakinan terhadap penjelmaan kembali. Moksa, keyakinan terhadap penyatuan Atman dengan Brahman. Brahman Keyakinan terhadap Tuhan Agama Hindu mendidik umatnya untuk yakin akan adanya kemahaagungan Sang Hyang Widhi Wasa. Tuhan merupakan sumber segala yang ada di alam ini baik

Ilustrasi Jalan ke Surga

Sebenarnya agama Hindu mempunyai kerangka dasar kebenaran yang sangat kokoh karena masuk akal dan konseptual. Konsep pencarian kebenaran yang hakiki di dalam Hindu diuraikan dalam ajaran filsafat yang disebut Tattwa. Tattwa dalam agama Hindu dapat diserap sepenuhnya oleh pikiran manusia melalui beberapa cara dan pendekatan yang disebut Pramana. Ada tiga cara penyerapan pokok yang disebut Tri Pramana. Tri Pramana menyebabkan akal budi dan pengertian manusia dapat menerima kebenaran hakiki dalam

Ilustrasi Catur Warna

Catur Warna Kata Catur Warna berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari kata “Catur” berarti empat dan kata “warna” yang berasal dari urat kata “Wr” (baca: wri) artinya memilih. Catur Warna berarti empat pilihan hidup atau empat pembagian dalam kehidupan berdasarkan atas bakat (guna) dan keterampilan (karma) seseorang, serta kualitas kerja yang dimiliki sebagai akibat pendidikan, pengembangan bakat yang tumbuh dari dalam dirinya dan ditopang oleh ketangguhan mentalnya dalam menghadapi