Hindu Dharma

Aspek - Aspek Agama Hindu dalam kaitannya dengan Kemajuan Teknologi

Pendahuluan: Tujuan agama Hindu adalah Moksa dan Jagat Hita yaitu kesejahteraan sekala niskala, maka dalam mengejar kesejahteraan sekala niskala ini, mau tidak mau kita dihadapkan pada teknologi. Agama Hindu menerima teknologi secara selektif, sepanjang tidak bertentangan dengan nilai- nilai agama Hindu. Bahwa teknologi itu, hanya sebagai sarana penopang / penunjang untuk mencapai hakekat daripada tujuan hidup beragama di dalam pelaksanaan upacara agama. Di dalam kehidupan sebagai manusia beragama, teknologi berpengaruh

Pura Sad Kahyangan Jagat di Bali

Pendahuluan: Dalam rangka mengadakan penelitian terhadap Pura Sad Kahyangan Jagat di Bali secara konsepsional tidak bisa terlepas dengan Pura Kahyangan Jagat di Bali lainnya yang juga telah dijumpai landasan konsepsinya yaitu: Kahyangan Jagat di Bali yang berlandaskan Rwabhineda. Kahyangan Jagat di Bali yang berlandaskan konsepsi Catur Lokapala. Kahyangan Jagat di Bali yang berlandaskan konsepsi Sad Winayaka. Pengertian: Sad Kahyangan adalah enam buah pura Kahyangan Jagat di Bali, yang menjadi tempat

Pengaruh Pariwisata dalam Kehidupan Beragama Hindu di Bali

Wisatawan asing memasuki Pura Besakih   Bali merupakan daya tarik bagi wisatawan dan seluruh dunia berkat keunikan- keunikan serta keindahan- keindahan yang dimilikinya terutama pada bidang sosial budaya yang bersumber pada Agama Hindu. Dengan adanya keunikan- keunikan serta keindahan- keindahan tersebut mengundang para wisatawan untuk turut menikmatinya secara langsung. Menyadari potensi pulau Bali yang tidak mungkin lagi dikembangkan dalam bidang pertanian dan pertambangan, maka satu- satunya potensi dan pengembangan pulau

Catur Cuntaka

Pengertian: Cuntaka atau sebel adalah suatu keadaan tidak suci menurut pandangan agama Hindu. Penyebabnya: Utamanya cuntaka ini disebabkan karena kematian. Di samping itu ada penyebab- penyebab lain yaitu: Karena kematian, Ruang lingkup: keluarga terdekat samapai mindon, serta orang-orang yang ikut mengantar jenasah, demikian pula alat-alat yang diperlukan dalam keperluan itu Batas waktu: disesuaikan dengan Loka dresta dan sstra dresta Karena haid, Ruang lingkup: diri pribadi dan kamar tidurnya Batas waktu: selama masih

Ngarap dalam Upacara Ngaben Umat Hindu

Pengertian: Ngarap adalah suatu rangkaian kerja gotong royong dalam upacara pitra yadnya yang dilakukan pada waktu pengusungan sawa/ jenazah dan balai ke tempat pembersihan / mepeningan, kemudian dari tempat pembersihan ke balai, dan balai ke tempat pengusungan (wadah, bade, papaga, dan lain- lain) kemudian pengangkatan sawa/ jenazah dari wadah ke tempat pembasmian/ penguburan. Catatan : Termasuk juga pengusungan wadah (bale) pepaga dan lain- lain ke setra. Tujuan Ngarap: Menunjukkan rasa

Uang Kepeng dalam Hubungannya dengan Upacara Agama Hindu di Bali

uang kepeng yang masih dipergunakan sebagai sarana upacara umat hindu   Perkembangan uang Kepeng di Bali: Pada abad ke- 7 Masehi berdasarkan berita- berita China dari dinasti Tiang, di Bali telah beredar uang Kepeng yang diduga pada permulaannya adalah berfungsi sebagai alat tukar. Berdasarkan bukti- bukti prasasti Sukawana A 1 yang berangka tahun 882 Masehi uang kepeng itu diduga telah mempunyai fungsi dalam hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali.

Hari Raya Saraswati dari Segi Tattwa, Susila dan Upacara

Tentang Tattwa: Etimologi. Saraswati terdiri dari kata : Saras dan Wati.  Saras berarti sesuatu yang mengalir, dan kecap atau ucapan. Wati berarti yang memiliki/ mempunyai. Jadi, Saraswati berarti : yang mempunyai sifat mengalir dan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Istilah.  Dalam ajaran Tri Murti menurut Agama Hindu Sang Hyang Saraswati adalah Saktinya Sanghyang Brahman. Sang Hyang Saraswati adalah Hyang- Hyangning Pangaweruh Aksara merupakan satu- satunya Lingga Stana Sang Hyang Saraswati.

Pawiwahan/Perkawinan dalam Masyarakat Hindu di Bali

Upacara pawiwahan yang dipuput oleh sulinggih   Pengertian: Perkawinan ialah ikatan sekala niskala (lahir batin) antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal (satya Alaki rabi). Sistem Perkawinan: Susunan Perkawinan menurut garis kepurusaan (patrilinial). Syarat- syarat Perkawinan: Sudah mencapai usia deha- teruna sedapat mungkin disesuaikan dengan Undang- undang No.: l tahun 1974. Adanya persetujuan kedua belah pihak calon mempelai. Larangan Perkawinan: Gamya gamana yang berarti

Upacara Yadnya Panca Wali Krama

Pengertian: Panca Wali Krama adalah upacara buta yadnya dengan tujuan untuk pemahayu jagat. Jenis Panca Wali Krama Panca Wali Krama sesuai dengan saat dan tempat dilakukan ada 2 (dua) jenis, yaitu : Panca Wali Krama padgati kala (sewaktu- waktu), yaitu upacara Bhuta Yadnya sewaktu- waktu demi penyucian akibat durmengala agung Kahyangan/ Jagat. Panca Wali Krama berjangka, yakni upacara bhuta Yadnya setiap sepuluh tahun di Besakih, diselenggarakan untuk pergantian tenggek. Penyelenggara

Tata Cara Masuk ke Pura

Memperhatikan akan arti dan kesucian serta fungsi pura sebagai tempat ibadah umat Hindu, maka berkenaan dengan tata cara masuk pura, seminar mengambil kesimpulan dan keputusan sebagai berikut: Larangan masuk pura bagi: Wanita dalam keadaan datang bulan, habis melahirkan dan habis gugur kandungan. Dalam keadaan sedang tertimpa halangan kematian (sebel) Tidak mentaati tata krama masuk pura. Menderita noda- noda lain yang karena sifatnya dapat dianggap menodai kesucian pura. Menodai kesucian pura