Tentang Hari Galungan – Kuningan.
ilustrasi penjor galungan
Riwayat Galungan.
Diperkirakan Galungan sudah ada pada abad ke XI, berdasarkan antara lain Kidung Panji Malat Rasmi dan Pararaton. Di India perayaan semacam ini juga ada yang dinamakan Çradha Wijaya Daçami.
Galungan disebut dalam usana Bali berupa ceritera peperangan Mayadenawa dengan Batara Indra. Dalam lontar Jayakasunu, yang menurut pewarah- warah Batari Durga kepada Sri Jayakasunu.
Filsafatnya.
Filsafat Galungan berpusat pada pergulatan Dharma melawan Adharma dengan kemenangan di pihak Dharma.
Urut-urutan penyelenggaraan Upacara Galungan adalah selama 42 hari. Dimulai pada Tumpek Wariga s/ d. Budha Keliwon Pahang (Pegat Wakan/ Pegat Warah).
Adapun perinciannya sebagai berikut:rinci
- Saniscara Kliwon Wariga (Tumpek Wariga).
- Prakerti ring Sang Hyang Sangkara, dewanya tumbuh- tumbuhan.
Tujuannya: Memberitahu agar tumbuh- tumbuhan berbuah lebat.
Mantranya:
Kaki- kaki tiang mepengarah malih 25 dina Galungan, mabuah apang nged, nged, nged, nged.
- Prakerti ring Sang Hyang Sangkara, dewanya tumbuh- tumbuhan.
- Coma paing Warigadian.
- Puja wali Bhatara Brahma
Ngaturang aci ring Paibon memohon keselamatan diri.
- Puja wali Bhatara Brahma
- Wraspati Wage Sungsang (Sugihan Jawa).
- Penyucian Bhuwana Agung, Pemretistan ring Bhatara Kabeh prakertinya arerebu ring Sanggah, muang ring Pemerajan kunang. Dulurin pengeraratan muang pengereresikan Bhatara saha puspa wangi.
Tujuan : Menyetanakan (ngadegang) Dewa dan Pitara.
Upacara : Penyucian semua alat- alat untuk hari Galungan.
- Penyucian Bhuwana Agung, Pemretistan ring Bhatara Kabeh prakertinya arerebu ring Sanggah, muang ring Pemerajan kunang. Dulurin pengeraratan muang pengereresikan Bhatara saha puspa wangi.
- Sukra Keliwon Sungsang (Sugihan Bali).
- Penyucian Bhuwana Alit.
Maksudnya : membersihkan diri methirta Gocara.
- Penyucian Bhuwana Alit.
- Redite Paing Dungulan (Panyekeban).
- Turunnya Sang Hyang Tiga Wisesa, berwujud Bhuta Galungan.
Tujuannya : Waktu itu para Wiku dan Widnyana anyekung Jnana sudha nirmala (waspada menjaga kesucian).
Prakteknya : Pada hari ini waktu memeram pisang, tapai dan sebagainya.
- Turunnya Sang Hyang Tiga Wisesa, berwujud Bhuta Galungan.
- Soma Pon Dungulan (Penyajaan , Jaja = Dada).
- Tujuannya : Pengastwahyaning sang ngamong yoga semadi, (membuktikan kesungguhan yang melakukan yoga semadi), menghadapi godaan Sang Kala Tiga.
- Anggara Wage Dungulan (Penampahan = nampa).
- Upacara: tawur
Bhuta Yadnya ring catur pata, dan di halaman rumah.
Memberi Pasupati pada senjata- senjata.
Tujuan: Jaya prakoseng perang (jaya dari godaan Sang Kala Tiga).
- Upacara: tawur
- Budha Keliwon Dungulan (Galungan).
- Puncak Upacara : Menghaturkan saji di semua tempat- tempat dan alat- alat.
Tujuannya – . Memusatkan pikiran kepada kesucian dengan melepaskan segala keragu- raguan.
- Puncak Upacara : Menghaturkan saji di semua tempat- tempat dan alat- alat.
- Saniscara Pon Dungulan.
- Pemaridan Guru, nyurud tumpeng Guru
Upacara : Methirta Gocara
- Pemaridan Guru, nyurud tumpeng Guru
- Redite Wage Kuningan.
- Ulihan = oleh- oleh
Maksudnya : Kembalinya Dewa dan Pitara dengan disuguhkan oleh- oleh berupa rempah- rempah urutan, beras, dan sebagainya.
- Ulihan = oleh- oleh
- Coma Keliwon Kuningan (Pemacekan Agung ).
- Upacara : Pesegehan Agung ring Dengen, dengan menyembelih ayam sumalulung.
Tujuannya: Mengembalikan Sang Bhuta Galungan beserta pengikutnya.
Catatan: Hari ini merupakan tonggak batas antara permulaan dan berakhirnya kegiatan Galungan (30 hari ke muka dan 30 hari ke belakang), yang dimulai dari Tumpek Wariga dan berlaku sampai Budha Keliwon Pahang.
- Upacara : Pesegehan Agung ring Dengen, dengan menyembelih ayam sumalulung.
- Budha Paing Kuningan.
- Puja Wali Bhatara Wisnu.
Mempersembahkan aci ring Paibon.
- Puja Wali Bhatara Wisnu.
- Sukra Wage Kuningan (Penampahan Kuningan).
- Persiapan untuk menghadapi hari Kuningan dengan melenyapkan pikiran- pikiran kotor
Upacara: tidak ada upacara khusus.
- Persiapan untuk menghadapi hari Kuningan dengan melenyapkan pikiran- pikiran kotor
- Saniscara Keliwon Kuningan (Kuningan).
- Turunnya Dewa, Pitara bersuci- suci, serta mukti sajen- sajen.
Pelaksanaan : Diaturkan sebelum tengah hari.
Pemasangan tamiang kolem merupakan parada prakoseng perang (simbul kemenangan Dharma
terhadap Adharma).
Nasi Kuning (tebog) dengan hiasan- hiasan yang serba kuning adalah simbul bakti lawan asih.
- Turunnya Dewa, Pitara bersuci- suci, serta mukti sajen- sajen.
- Budha Kliwon Pahang (Pegat Wakan / Pegat Warah).
- Adalah akhir daripada melakukan tapa brata.
Akhir pelaksanaan kegiatan Galungan pewarah Bhatara Durgha kepada Sri Jayakasunu (Lontar Jayakusuma).
Juga warah Sang Hyang Suksma Licin kepada para Pendeta (Lontar Sundarigama).
- Adalah akhir daripada melakukan tapa brata.
Referensi tambahan:
- Penjor.
- Penjor adalah simbul Gunung Agung.
- Segala pala bungkah- pala gantung dan sajen pada sanggah penjor, melambangkan persembahan terhadap Bhatara di Gunung Agung (Bhatara Giri Putri).
- Seperti kita ketahui, Gunung adalah sumber dari kesuburan dan akhirnya ke kemakmuran.Hanya penjor yang menggunakan unsur lengkap (sanggah, padi, pala bungkah dan sebagainya) dapat dipergunakan dalam upacara keagamaan menurut fungsinya
- Penjor untuk dekorasi (bukan Upacara keagamaan) tidak diperbolehkan mempergunakan unsur- unsur tersebut di atas, tetapi hanya menggunakan hiasan- hiasannya saja (bila dengan sampian hendaknya tanpa porosan).
- Ngelelawang.
- Ngelelawang adalah pertunjukan bersifat wali dan hiburan, umumnya berupa wali Barong, Telek, Barong Kedingkling, Arja, yang bergerak dari pintu ke pintu rumah yang lain, dengan mempunyai tujuan mistik untuk meniadakan kekuatan buruk (Siwagama).
|Tutup Semua
kredit: ilustrasi penjor diambil dari www.kontraktor-bali.com