Pemujaan kepada Tuhan dapat dilaksanakan dengan banyak cara. Salah satu di antaranya ialah dengan bersembahyang tiap hari. Kita yang beragama Hindu bersembahyang tiga kali sehari, pagi, siang, dan malam hari. Sembahyang demikian disebut sembahyang Trisandhya. Mantra yang dipakai pun disebut mantra Trisandhya.
Mantra ini ditulis dalam bahasa Sansekerta, bahasa orang Hindu jaman dahulu. Kita boleh bersembahyang dengan duduk bersila, duduk bersimpuh atau berdiri tegak sesuai dengan tempat yang tersedia. Sikap duduk bersila disebut padmasana. Sikap duduk bersimpuh disebut bajrasana dan yang berdiri disebut padasana.
Mantra yang diucapkan pada sikap asana:
Om parasada sthiti Çarira Çiwa suci nirmala ya namah swaha
(Oh Hyang Widhi dalam wujud Siwa, suci tak ternoda; hormat hamba; hamba telah duduk dengan tenang)
Setelah sikap badan itu baik, dilanjutkan dengan pranayama. Pranayama artinya mengatur jalannya nafas. Gunanya: untuk menenangkan pikiran dan mendiamkan badan mengikuti jalannya pikiran, bila pikiran dan badan sudah tenang maka barulah mulai bersembahyang.
Mantra yang diucapkan ketika melakukan pranayama:
Puraka (menarik napas):
Om Ang Namah
(Oh Hyang Widhi dalam aksara Ang pencipta; hormat hamba)
Kumbaka (menahan napas):
Om Ung Namah
(Oh Hyang Widhi dalam aksara Ung pemelihara; hormat hamba)
Recaka (menghembuskan napas):
Om Mang Namah
(Oh Hyang Widhi dalam aksara Mang pelebur; hormat hamba)
Sebelum masuk ke dalam pengucapan doa, kedua tangan kita bersihkan dengan mantra:
Tangan Kanan:
Om suddha mam svaha,
(artinya: Om bersihkanlah hamba)
Tangan Kiri:
Om ati suddha mam svaha,
(artinya: Om lebih bersihkanlah hamba)
Sikap tangan waktu bersembahyang disebut sikap amusti karana. Mata memandang ujung hidung dan pikiran ditujukan kepada Sanghyang Widhi. Dalam keadaan seperti itu, sabda, bayu, dan idep harus dalam keadaan seimbang.
Berikutnya, Mantra doa Trisandya.
Pages: 1 2